Enggaktaudotcom!

yang gak tau jadi tau!

AD POMPA BENSIN ORIGINAL DENSO JAPAN – INNOVA, FORTUNER, YARIS, NEW VIOS, APV

AD POMPA BENSIN ORIGINAL DENSO JAPAN – INNOVA, FORTUNER, YARIS, NEW VIOS, APV

pompa bensin innova

 

🔥 POMPA BENSIN ORIGINAL DENSO JAPAN – INNOVA, FORTUNER, YARIS, NEW VIOS, APV 🔥

Butuh pompa bensin yang awet, bertenaga, dan 100% original?
Inilah jawabannya: Pompa Bensin DENSO JAPAN – pilihan tepat untuk mobil kesayangan Anda!

✅ Keunggulan Produk:

  • Original DENSO Japan – kualitas terjamin, bukan KW.

  • Kompatibel untuk berbagai tipe mobil: Innova, Fortuner, Yaris, New Vios, dan APV.

  • Performa maksimal: suplai bahan bakar lebih stabil, mesin lebih halus, dan tarikan makin mantap.

  • Tahan lama & handal: sudah terbukti jadi andalan para pemilik mobil.

  • Foto & video asli dari toko Sahabat Motor, jadi pembelian lebih aman.

🚘 Kenapa Harus Pilih DENSO Original?

Pompa bensin adalah jantung suplai bahan bakar mobil. Kalau pakai produk KW, risiko cepat rusak dan bikin boros bensin. Dengan DENSO Original, Anda investasi pada kualitas terbaik untuk menjaga mesin tetap sehat dan performa mobil selalu prima.

🎯 Cocok Untuk:

  • Pemilik mobil yang ingin mesin lebih responsif.

  • Bengkel atau mekanik yang butuh suku cadang berkualitas tinggi.

  • Siapa saja yang tidak mau main-main dengan kesehatan mesin mobilnya.

💰 Harga Terbaik + Original Bergaransi

Dapatkan pompa bensin DENSO JAPAN 100% original hanya di toko terpercaya ini.
➡️ Klik link pembelian sekarang: Beli di Shopee

Jangan tunggu sampai mesin mogok! Ganti pompa bensin Anda dengan produk original DENSO JAPAN hari ini juga 🚀

Cabut Berkas Kendaraan: Biaya, Prosedur, dan Hal yang Perlu Kamu Tahu

Cabut Berkas Kendaraan: Biaya, Prosedur, dan Hal yang Perlu Kamu Tahu



Enggaktau.com – Banyak orang yang bingung soal istilah “cabut berkas” kendaraan bermotor. Pertanyaan yang sering muncul: emang cabut berkas ada biayanya ya? Jawabannya: iya, ada biaya resminya.

Supaya tidak salah paham, mari kita bahas apa itu cabut berkas, berapa biayanya, serta bagaimana prosedurnya.


Daftar Isi

  1. Apa Itu Cabut Berkas?

  2. Kapan Perlu Cabut Berkas?

  3. Biaya Resmi Cabut Berkas

  4. Biaya Tambahan yang Mungkin Timbul

  5. Prosedur Cabut Berkas Kendaraan

  6. Tips Supaya Proses Lancar

  7. Kesimpulan


Apa Itu Cabut Berkas?

“Cabut berkas” adalah istilah untuk proses mutasi kendaraan keluar daerah asal.

Contoh:

  • Kamu beli motor di Jakarta, lalu pindah ke Bandung → supaya bisa balik nama di Bandung, data kendaraan dari Jakarta harus dicabut dulu.

  • Atau kamu jual mobil ke orang luar kota, supaya bisa balik nama sesuai alamat pembeli.


Kapan Perlu Cabut Berkas?

Cabut berkas diperlukan ketika:

  • Pemilik kendaraan pindah domisili ke provinsi/kota lain.

  • Kendaraan dijual ke luar daerah.

  • Ingin melakukan balik nama kendaraan di daerah tujuan.

👉 Kalau kendaraan hanya pindah antar-kota dalam provinsi yang sama, biasanya tidak perlu cabut berkas, cukup balik nama biasa.


Biaya Resmi Cabut Berkas

Berdasarkan PP No. 76 Tahun 2020 tentang Jenis dan Tarif PNBP Polri, biaya resmi cabut berkas (mutasi keluar) adalah:

  • Motor: Rp150.000

  • Mobil: Rp250.000

💡 Catatan: Biaya ini hanya untuk mutasi keluar di SAMSAT asal.


Biaya Tambahan yang Mungkin Timbul

Selain biaya cabut berkas resmi, ada beberapa biaya lain yang bisa muncul:

  1. Pajak Tertunggak → kalau pajak kendaraan belum dibayar, harus dilunasi dulu.

  2. SWDKLLJ (Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan) → wajib dibayar setiap perpanjangan pajak.

  3. BBNKB (Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor) di daerah tujuan → biasanya sekitar 10–12,5% dari NJKB kendaraan.

  4. Biaya Administrasi Tambahan (fotokopi, cek fisik kendaraan, materai, dsb).


Prosedur Cabut Berkas Kendaraan

  1. Datang ke SAMSAT asal kendaraan dengan membawa:

    • STNK asli & fotokopi

    • BPKB asli & fotokopi

    • KTP pemilik (sesuai BPKB)

    • Kwitansi jual beli (kalau sudah pindah tangan)

  2. Lakukan cek fisik kendaraan di SAMSAT.

  3. Ajukan permohonan mutasi keluar (cabut berkas).

  4. Bayar biaya cabut berkas resmi sesuai jenis kendaraan.

  5. Terima berkas mutasi → berkas ini nanti dipakai di SAMSAT daerah tujuan.

  6. Bawa kendaraan & berkas ke SAMSAT tujuan → lanjut proses mutasi masuk + balik nama + bayar BBNKB.


Tips Supaya Proses Lancar

  • Pastikan pajak tahunan dan pajak lima tahunan sudah dibayar sebelum cabut berkas.

  • Siapkan semua dokumen lengkap agar tidak bolak-balik.

  • Kalau kendaraan dibeli second, bawa juga kwitansi jual beli bermaterai.

  • Jangan lupa fotokopi dokumen lebih dari 1 rangkap.

  • Bisa pakai jasa biro jasa, tapi pastikan resmi & terpercaya.


Kesimpulan

Cabut berkas kendaraan memang ada biayanya, bukan gratis. Biaya resmi yang berlaku adalah Rp150 ribu untuk motor dan Rp250 ribu untuk mobil, sesuai PP No. 76 Tahun 2020.

Namun, sering kali ada biaya tambahan seperti pajak tertunggak, SWDKLLJ, hingga BBNKB di daerah tujuan. Jadi, siapkan dana lebih agar proses mutasi kendaraan berjalan lancar.


Sumber:



Pajak Mobil Biasa vs Mobil Listrik di Indonesia: Kenapa Bisa Beda Jauh?

Pajak Mobil Biasa vs Mobil Listrik di Indonesia: Kenapa Bisa Beda Jauh?



Enggaktau.com – Belakangan ini publik ramai memperdebatkan soal pajak mobil di Indonesia, khususnya perbedaan besar antara pajak mobil biasa (BBM) dengan mobil listrik (EV). Banyak yang mendukung kebijakan insentif untuk mobil listrik, tapi tak sedikit pula yang mengkritiknya.

Artikel ini akan membahas secara lengkap kenapa pajak mobil listrik bisa jauh lebih murah dibanding mobil bensin, apa saja pro dan kontranya, hingga perbandingan dengan negara lain.


Daftar Isi

  1. Dasar Pajak Kendaraan di Indonesia

  2. Pajak Mobil Biasa (BBM)

  3. Pajak Mobil Listrik (EV)

  4. Kenapa Pajak Mobil Listrik Lebih Murah?

  5. Pro dan Kontra di Masyarakat

  6. Perbandingan dengan Negara Lain

  7. Kesimpulan


Dasar Pajak Kendaraan di Indonesia

Di Indonesia, pajak kendaraan bermotor umumnya terdiri dari:

  • PKB (Pajak Kendaraan Bermotor): dibayar tahunan.

  • BBNKB (Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor): dibayar saat beli kendaraan baru/second.

  • PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah): berlaku untuk mobil baru, berbeda-beda tergantung jenis.

  • Pajak Progresif: berlaku jika seseorang punya lebih dari satu kendaraan.


Pajak Mobil Biasa (BBM)

  • PKB mobil bensin/diesel: sekitar 1,5% dari NJKB (Nilai Jual Kendaraan Bermotor).

  • BBNKB: rata-rata 10–12,5% dari harga mobil.

  • PPnBM: bervariasi, biasanya 10–125% tergantung kapasitas mesin & emisi.

  • Pajak progresif: bisa naik hingga 2–10% untuk kendaraan kedua, ketiga, dst.

👉 Contoh: Mobil bensin dengan NJKB Rp300 juta → PKB tahunan sekitar Rp4,5 juta.


Pajak Mobil Listrik (EV)

  • PKB & BBNKB: di banyak daerah mendapat potongan hingga 90% (misalnya di DKI Jakarta).

  • PPnBM: 0% (sesuai Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2021).

  • Tidak ada pajak progresif seperti mobil BBM.

👉 Contoh: Mobil listrik dengan NJKB Rp600 juta → PKB tahunan bisa hanya Rp1–2 juta.


Kenapa Pajak Mobil Listrik Lebih Murah?

  1. Mendorong adopsi EV: Pemerintah ingin mempercepat peralihan ke kendaraan ramah lingkungan.

  2. Mengurangi polusi udara: Terutama di kota besar seperti Jakarta.

  3. Mengurangi impor BBM: Indonesia masih mengimpor BBM dalam jumlah besar.

  4. Daya tarik investasi: Insentif pajak bikin produsen EV mau buka pabrik di Indonesia.


Pro dan Kontra di Masyarakat

Pro (setuju insentif EV):

  • Akselerasi menuju net zero 2060.

  • Teknologi baru lebih cepat diterima masyarakat.

  • Menarik investor otomotif global.


Kontra (kritik kebijakan):

  • Tidak adil: EV mayoritas masih mahal (Rp600 juta – Rp1 miliar), jadi yang menikmati orang kaya.

  • Membebani masyarakat kecil: Pajak mobil BBM tetap tinggi padahal itu kendaraan yang lebih terjangkau.

  • Infrastruktur minim: Stasiun charging masih terbatas, sehingga EV belum bisa dipakai nyaman di semua daerah.


Perbandingan dengan Negara Lain

  • Norwegia: Pajak EV dihapus total + bebas tol & parkir → penetrasi EV >80%.

  • Singapura: Ada pajak tinggi & sistem COE → harga mobil bisa 3–4 kali lipat, tapi EV tetap diberi insentif.

  • Thailand: Memberikan subsidi langsung & potongan pajak, sehingga EV jadi lebih terjangkau.

  • Amerika Serikat: Ada tax credit sampai USD 7.500 untuk pembelian EV.

👉 Dibanding negara lain, insentif EV di Indonesia besar, tapi harga EV tetap mahal sehingga terasa timpang.


Kesimpulan

Perbedaan pajak mobil biasa dan mobil listrik di Indonesia memang sangat signifikan. Mobil listrik lebih murah pajaknya, karena pemerintah ingin mendorong transisi energi.

Namun, kritik bahwa insentif ini lebih banyak dinikmati oleh kalangan menengah ke atas juga tidak bisa diabaikan. Solusi jangka panjang mungkin bukan hanya soal insentif pajak, tapi juga bagaimana membuat mobil listrik lebih terjangkau dan infrastrukturnya lebih siap.

Sumber:


Hari Ke-6: Apa itu Coin vs Token, Bedanya Apa?

Hari Ke-6: Apa itu Coin vs Token, Bedanya Apa?



Enggaktau.com – Setelah kemarin saya membahas tentang kesalahan pemula yang harus dihindari dalam investasi kripto, ada satu hal dasar lain yang ternyata masih sering bikin bingung: apa bedanya Coin dan Token?

Jujur, dulu saya pikir coin dan token itu sama aja, cuma beda penyebutan. Tapi ternyata, setelah saya belajar lebih jauh, ada perbedaan penting yang perlu dipahami.

1. Apa itu Coin?

Coin adalah aset kripto yang berjalan di blockchain-nya sendiri.
Artinya, mereka punya “rumah” sendiri, bukan numpang di jaringan lain.

Contoh:

  • Bitcoin (BTC) → blockchain-nya Bitcoin.

  • Ethereum (ETH) → blockchain-nya Ethereum.

  • BNB (BNB) → blockchain-nya BNB Chain.

Coin biasanya dipakai sebagai:

  • Alat pembayaran dalam jaringan tersebut

  • Biaya transaksi (gas fee)

  • Simpanan nilai (store of value)

2. Apa itu Token?

Token adalah aset kripto yang dibangun di atas blockchain lain.
Mereka tidak punya jaringan sendiri, tapi menggunakan infrastruktur blockchain yang sudah ada.

Contoh:

  • USDT (Tether) → banyak berjalan di jaringan Ethereum, Tron, BNB Chain, dll.

  • UNI (Uniswap) → token di atas Ethereum.

  • SHIB (Shiba Inu) → token di atas Ethereum.

Token biasanya dipakai sebagai:

  • Utility (akses layanan di suatu platform)

  • Governance (hak voting di proyek DeFi)

  • Representasi aset lain (misalnya stablecoin)

3. Analogi Sederhana

Aspek Coin Token
Blockchain Punya blockchain sendiri Dibangun di atas blockchain lain
Contoh Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), BNB USDT, UNI, SHIB, AXS
Fungsi utama Alat pembayaran, biaya transaksi, simpanan nilai Utility, governance, representasi aset lain
Ekosistem Lebih fundamental, infrastruktur utama Lebih fleksibel, banyak proyek baru
Keamanan Lebih stabil karena punya jaringan sendiri Bergantung pada keamanan blockchain induk

Biar lebih gampang, bayangkan seperti ini:

  • Coin = punya rumah sendiri.

  • Token = ngontrak atau numpang di rumah orang lain.

Jadi, semua coin adalah kripto, tapi tidak semua kripto adalah coin. Banyak yang ternyata token.

4. Kenapa Penting Paham Bedanya?

Sebagai investor pemula, tahu perbedaan ini penting karena:

  • Coin biasanya punya ekosistem besar dan lebih “fundamental”.

  • Token lebih beragam, tapi juga banyak yang berisiko (karena gampang dibuat).

  • Dengan paham perbedaan, kita bisa lebih bijak menilai mana proyek serius, mana yang sekadar ikut tren.

5. Penutup

Kalau saya rangkum perjalanan belajar sampai hari ke-6 ini:

  • Hari-hari awal saya belajar soal blockchain, wallet, hingga keamanan aset.

  • Lalu kemarin kita bahas kesalahan pemula yang harus dihindari.

  • Dan sekarang, saya paham bahwa tidak semua kripto sama. Ada yang coin, ada yang token.

Buat saya pribadi, belajar bedanya coin dan token ini bikin lebih hati-hati. Karena ketika saya mau beli suatu aset, saya jadi bisa bertanya dulu: “Ini coin dengan jaringan sendiri, atau token yang numpang di jaringan lain?”

Jawaban dari pertanyaan itu bisa jadi langkah awal untuk menilai kualitas sebuah proyek.


🎯 Mulai Trading di Platform Terpercaya

Kalau sudah tahu jam terbaiknya, tentu langkah berikutnya adalah memilih platform trading yang aman dan likuid. Saya pribadi menggunakan Binance Futures, karena fiturnya lengkap, spread ketat, dan cocok untuk scalping maupun trading jangka panjang.

👉 Anda juga bisa mulai trading di sini: Daftar Binance Futures.

Sumber bacaan:

  • Binance Academy – Coins vs Tokens

  • Investopedia – Pengertian Cryptocurrency Coin dan Token

  • Cointelegraph – Artikel edukasi blockchain



Hari Ke 5 :Kesalahan Pemula yang Harus Dihindari dalam Investasi Kripto

Hari Ke 5 :Kesalahan Pemula yang Harus Dihindari dalam Investasi Kripto


Enggaktau.com – Setelah saya belajar tentang cara aman menyimpan aset kripto, kali ini saya ingin membahas sisi lain yang nggak kalah penting: kesalahan-kesalahan pemula dalam investasi kripto.

Karena jujur aja, dunia kripto itu memang seru, tapi juga penuh jebakan. Kalau kita nggak hati-hati, bisa-bisa uang kita hilang bukan karena market jatuh, tapi karena kesalahan kita sendiri.

1. Masuk Tanpa Ilmu (FOMO)

Banyak pemula (termasuk saya dulu) yang ikut-ikutan beli koin hanya karena ramai di media sosial atau karena teman bilang “ini bakal to the moon!”.
Padahal kalau kita beli tanpa riset, kita nggak tahu apa yang sedang kita pegang. Hasilnya? Bisa nyangkut di harga puncak.

Pelajaran: Selalu pelajari dulu proyek kripto yang mau dibeli. Jangan cuma ikut tren.

2. Menyimpan Semua Aset di Exchange

Kesalahan klasik pemula adalah membiarkan semua aset di bursa (exchange).
Padahal, seperti yang saya bahas sebelumnya, exchange bisa diretas, diblokir, bahkan tiba-tiba bangkrut.

Pelajaran: Simpan hanya aset untuk trading di exchange. Sisanya pindahkan ke wallet pribadi.

3. Tidak Mengerti Risiko Leverage

Beberapa pemula langsung tergoda mencoba futures trading dengan leverage tinggi karena kelihatannya bisa cepat kaya.
Masalahnya, leverage itu pedang bermata dua. Untung bisa berlipat, tapi rugi juga bisa habis seketika.

Pelajaran: Kalau masih baru, sebaiknya hindari leverage dulu. Fokus belajar spot trading.

4. Mengabaikan Keamanan Akun

Banyak kasus kripto hilang bukan karena market, tapi karena akun kena hack atau phishing.
Kesalahan pemula biasanya:

  • Tidak mengaktifkan 2FA

  • Menyimpan seed phrase di screenshot HP

  • Klik link aneh yang ternyata scam

Pelajaran: Anggap akun kripto seperti brankas pribadi. Jangan gampang percaya link/DM orang asing.

5. All-in di Satu Koin

Pemula sering kali menaruh semua modal di satu koin karena merasa itu “paling menjanjikan”.
Tapi kripto itu sangat fluktuatif. Kalau harga turun 50%, modal bisa langsung terjun bebas.

Pelajaran: Diversifikasi aset. Jangan taruh semua telur di satu keranjang.

6. Trading Tanpa Rencana

Banyak pemula beli kripto tanpa tahu kapan harus jual. Begitu harga naik sedikit, panik jual. Begitu turun, malah tambah beli tanpa strategi.
Hasilnya? Bukannya untung, malah rugi terus.

Pelajaran: Tentukan dulu tujuan: mau investasi jangka panjang atau trading harian. Buat aturan kapan beli, kapan jual.

7. Terjebak Skema Penipuan (Scam)

Scam di kripto bentuknya macam-macam:

  • Investasi titip dana dengan janji profit tetap

  • Airdrop palsu yang minta private key

  • Proyek koin baru yang ternyata rug pull

Pelajaran: Ingat prinsip ini: kalau ada yang terlalu indah untuk jadi kenyataan, biasanya memang penipuan.

Penutup

Belajar kripto itu proses panjang. Kesalahan pasti ada, tapi setidaknya jangan sampai melakukan kesalahan klasik yang sebenarnya bisa dihindari.

Kalau saya rangkum, kuncinya cuma satu: jangan terburu-buru, jangan serakah, dan jangan malas belajar.
Karena di dunia kripto, yang bertahan bukan yang paling pintar, tapi yang paling disiplin.



🎯 Mulai Trading di Platform Terpercaya

Kalau sudah tahu jam terbaiknya, tentu langkah berikutnya adalah memilih platform trading yang aman dan likuid. Saya pribadi menggunakan Binance Futures, karena fiturnya lengkap, spread ketat, dan cocok untuk scalping maupun trading jangka panjang.

👉 Anda juga bisa mulai trading di sini: Daftar Binance Futures.

Sumber bacaan:


Hari Ke 4: Cara Aman Menyimpan Aset Kripto

Hari Ke 4: Cara Aman Menyimpan Aset Kripto



Enggaktau.com – Setelah sebelumnya saya belajar tentang apa itu blockchain dan juga perbedaan beberapa koin seperti BTC dan BNB, sekarang saya mau membahas hal yang menurut saya sangat penting bagi pemula: bagaimana cara aman menyimpan aset kripto.

Karena percuma saja kalau kita sudah beli koin bagus, tapi penyimpanannya asal-asalan. Risiko terbesar di dunia kripto bukan cuma harga yang fluktuatif, tapi juga kehilangan aset karena salah simpan.

1. Kenapa Penyimpanan Itu Penting?

Kripto berbeda dengan uang di bank. Kalau saldo rekening kita hilang karena fraud, biasanya bank masih bisa bantu proses investigasi.
Tapi kalau aset kripto hilang, tidak ada pihak ketiga yang bisa mengembalikan. Semua sepenuhnya tanggung jawab pemilik.

Makanya, sebelum mikirin profit, penting untuk tahu cara menyimpan kripto dengan benar.

2. Jenis Dompet Kripto (Crypto Wallet)

Aset kripto disimpan di dompet digital yang disebut wallet. Ada dua jenis utama:

  • Hot Wallet

    • Terhubung dengan internet.

    • Praktis untuk trading harian.

    • Contoh: dompet bawaan exchange (Binance, Indodax, dll) atau aplikasi wallet (Trust Wallet, Metamask).

    • Risiko: lebih rentan terhadap peretasan (hacking).

  • Cold Wallet

    • Tidak terhubung ke internet.

    • Bentuknya bisa berupa hardware wallet (contoh: Ledger, Trezor) atau bahkan kertas (paper wallet).

    • Sangat aman dari serangan online.

    • Cocok untuk menyimpan aset jangka panjang.

3. Prinsip Dasar Keamanan Menyimpan Kripto

Ada beberapa hal yang perlu banget diperhatikan:

  • Jangan pernah bagikan Private Key atau Seed Phrase
    Private key ibarat password utama. Kalau orang lain tahu, mereka bisa ambil semua aset.

  • Aktifkan 2FA (Two-Factor Authentication)
    Saat login atau transaksi, gunakan verifikasi tambahan seperti Google Authenticator, bukan SMS (karena lebih rentan).

  • Hindari menyimpan di exchange terlalu lama
    Exchange bisa diretas atau diblokir. Lebih aman transfer ke wallet pribadi.

  • Cadangkan Seed Phrase dengan benar
    Tulis di kertas atau simpan di tempat offline yang aman. Jangan di screenshot atau simpan di Google Drive.

  • Gunakan password yang kuat dan unik
    Jangan pakai password yang sama untuk semua akun.

4. Strategi untuk Pemula

Kalau kamu masih pemula (seperti saya sekarang), menurut saya paling aman:

  • Simpan aset kecil untuk belajar di hot wallet (biar gampang transaksi).

  • Aset utama untuk jangka panjang lebih baik dipindahkan ke cold wallet.

  • Selalu update pengetahuan soal keamanan, karena modus penipuan kripto terus berkembang.

5. Penutup

Belajar kripto bukan cuma soal cara beli atau cara trading, tapi juga cara menjaga aset biar nggak hilang sia-sia.
Banyak cerita orang yang asetnya lenyap karena kecerobohan kecil: lupa seed phrase, kena phishing, atau bahkan percaya ke "investasi titip wallet".

Jadi kalau ada pelajaran penting hari ini, buat saya adalah: di dunia kripto, kita adalah bank untuk diri sendiri.
Kalau mau aman, maka kita sendiri yang harus disiplin menjaga kuncinya.


🎯 Mulai Trading di Platform Terpercaya

Kalau sudah tahu jam terbaiknya, tentu langkah berikutnya adalah memilih platform trading yang aman dan likuid. Saya pribadi menggunakan Binance Futures, karena fiturnya lengkap, spread ketat, dan cocok untuk scalping maupun trading jangka panjang.

👉 Anda juga bisa mulai trading di sini: Daftar Binance Futures.

Sumber bacaan:


Hari Ke 3 : Apa Itu Blockchain? Penjelasan Sederhana untuk Pemula

Hari Ke 3 : Apa Itu Blockchain? Penjelasan Sederhana untuk Pemula


Enggaktau.com - Di artikel sebelumnya saya cerita kenapa saya mulai belajar kripto dan memutuskan untuk mendokumentasikan perjalanan ini di blog. Salah satu istilah yang sering muncul ketika kita ngomongin Bitcoin, BNB, atau aset kripto lainnya adalah blockchain.

Awalnya saya juga bingung, “Apa sih sebenarnya blockchain itu? Kenapa orang selalu bilang ini teknologi yang luar biasa?” Nah, di artikel ini saya coba menjelaskan dengan bahasa sederhana, sesuai pemahaman saya sebagai pemula.


📖 Ibarat Buku Besar Digital yang Bisa Dibaca Semua Orang

Bayangkan ada sebuah buku besar digital yang berisi catatan semua transaksi.

  • Buku ini tidak hanya ada di satu tempat, tapi disalin ke ribuan komputer di seluruh dunia.

  • Semua orang bisa melihat isi buku itu, tapi tidak bisa sembarangan mengubah catatannya.

Buku besar digital inilah yang kita sebut blockchain.


🔗 Kenapa Disebut “Block” dan “Chain”?

  • Block = kumpulan catatan transaksi (misalnya: A kirim 1 BTC ke B).

  • Chain = rantai yang menyambungkan block-block tersebut secara berurutan.

Setiap block saling terkait. Kalau ada satu data yang diubah, maka rantai langsung rusak dan ketahuan. Karena itu blockchain sangat sulit dipalsukan.


🛡️ Kenapa Blockchain Penting?

  1. Transparan → semua transaksi bisa dicek.

  2. Aman → karena datanya tersebar di banyak komputer, bukan cuma di satu server.

  3. Tanpa pihak ketiga → kita bisa mengirim uang atau data tanpa harus lewat bank atau perantara.


☕ Contoh Sederhana

Bayangkan kamu beli kopi pakai Bitcoin:

  • Transaksi kamu tercatat dalam sebuah block.

  • Block ini masuk ke rantai blockchain yang bisa dilihat semua orang.

  • Artinya, transaksi kamu sah, permanen, dan tidak bisa dihapus.


✍️ Penutup

Sebagai pemula, saya merasa lebih mudah memahami kripto setelah mengerti konsep dasar blockchain ini. Intinya, blockchain adalah teknologi catatan digital yang transparan, aman, dan tidak bergantung pada pihak ketiga.

Di artikel selanjutnya, saya mau bahas soal bedanya coin dan token. Karena setelah punya BTC dan BNB, saya penasaran: apa sih sebenarnya perbedaan keduanya?


🎯 Mulai Trading di Platform Terpercaya

Kalau sudah tahu jam terbaiknya, tentu langkah berikutnya adalah memilih platform trading yang aman dan likuid. Saya pribadi menggunakan Binance Futures, karena fiturnya lengkap, spread ketat, dan cocok untuk scalping maupun trading jangka panjang.

👉 Anda juga bisa mulai trading di sini: Daftar Binance Futures.

Hari Ke 2: Perbedaan BTC dan BNB Kenapa Saya Punya Keduanya

Hari Ke 2: Perbedaan BTC dan BNB Kenapa Saya Punya Keduanya

$BTC & $BNB

Enggaktau.com – Setelah membahas perjalanan awal belajar kripto, kali ini saya mau membahas dua aset kripto yang saya miliki: Bitcoin (BTC) dan Binance Coin (BNB). Kenapa punya keduanya? Apa perbedaan mendasar di antara mereka?


1. Asal Usul dan Tujuan Dibuat

  • Bitcoin (BTC)
    Diciptakan pada tahun 2009 sebagai kripto pertama di dunia, BTC berperan sebagai mata uang digital terdesentralisasi dan sering disebut sebagai “emas digital”—digunakan sebagai penyimpan nilai jangka panjang dan lindung nilai terhadap inflasi (Binance, Bitget).

  • Binance Coin (BNB)
    Diluncurkan oleh Binance pada tahun 2017 sebagai utility token yang awalnya memberikan diskon biaya transaksi di bursa Binance. Seiring waktu, BNB berkembang menjadi token inti yang dipakai dalam Binance Chain dan BNB Smart Chain untuk berbagai layanan seperti staking, dApps, DeFi, NFT, dan lainnya (Binance, CoinTracker, Caleb & Brown).


2. Fungsi dan Ekosistem

  • BTC sebagai Store of Value
    Bitcoin digunakan sebagai aset untuk menyimpan nilai. Pasokannya terbatas—hanya 21 juta koin—sehingga kelangkaannya mendukung kenaikan nilainya dari waktu ke waktu (Bitget, Binance).

  • BNB sebagai Utility Token
    BNB berfungsi sebagai token utilitas utama di ekosistem Binance. Fungsinya antara lain:

    • Diskon biaya trading di Binance

    • Biaya gas di BNB Smart Chain

    • Pembayaran layanan dan partisipasi di berbagai proyek seperti token sale atau dApp (CoinTracker, Bitcoinist.com, Investopedia).
      Selain itu, BNB memiliki mekanisme burn berkala yang mengurangi pasokan beredar dan meningkatkan kelangkaannya (CoinTracker, Binance).


3. Teknologi, Kecepatan, dan Biaya

Aspek Bitcoin (BTC) BNB / BNB Chain
Konsensus Proof of Work (PoW) Proof of Staked Authority (PoSA)
TPS (realtime) ~2–7 transaksi/detik ~143 transaksi/detik (realtime)
Block Time ±10 menit (atau lebih) ±0,75 detik per block
Biaya Transaksi $1–$20 (tergantung jaringan) $0,05–$0,50 biasanya (Cryptomus, Chainspect, Binance, coin.space)
  • BNB jauh lebih cepat dan murah digunakan ketimbang BTC sehingga lebih cocok untuk aktivitas harian dan aplikasi dApps (Cryptomus, Chainspect, Binance).


4. Diversifikasi dan Rasio Risiko–Imbalan

Menurut data terbaru (BNB-USD vs BTC-USD):

  • Volatilitas: BNB lebih fluktuatif sedikit—sekitar 12% vs BTC ~8% (PortfoliosLab).

  • Sharpe Ratio: BTC lebih tinggi (1,97) dibanding BNB (1,02), menandakan risiko-adjusted return BTC lebih baik (PortfoliosLab).

  • Korelasi: Ada korelasi positif moderat (~0,65), artinya keduanya bergerak searah tapi tidak sama (PortfoliosLab).

Artinya, memegang keduanya bisa jadi strategi diversifikasi yang efektif: BTC untuk stabilitas jangka panjang, BNB untuk peluang dan utilitas harian.


5. Kelebihan dan Risiko Masing-Masing

Bitcoin (BTC)

Kelebihan:

  • Scarse & mapan

  • Likuiditas sangat tinggi
    Risiko:

  • Jaringan lambat dan biaya tinggi saat macet

  • Terpusat (mining pool) dan konsumsi energi tinggi

Binance Coin (BNB)

Kelebihan:

  • Cepat dan biaya rendah

  • Gas untuk dApp dan DeFi

  • Regular burn meningkatkan nilai
    Risiko:

  • Tergantung pada ekosistem Binance → potensi sentralisasi

  • Bisa terpengaruh regulasi terhadap Binance (CoinTracker, Wikipedia)


6. Kenapa Saya Punya Kedua Koin Ini?

  1. Diversifikasi Strategis

    • BTC saya simpan sebagai investasi jangka panjang—layaknya “emas digital”.

    • BNB saya manfaatkan untuk aktivitas di Binance dan DeFi, sekaligus sebagai kesempatan mendapatkan keuntungan lebih lewat utilitasnya.

  2. Pelajaran Praktis tentang Kripto

    • Memegang keduanya membantu saya belajar perbedaan antara store of value (BTC) dan utility token (BNB).

  3. Manfaat Ekosistem vs. Nilai Fundamental

    • BNB memberikan manfaat nyata setiap kali saya melakukan transaksi di Binance. BTC memberikan ketenangan karena kepercayaannya yang kuat dan jangkauan global.


Kesimpulan

BTC dan BNB itu seperti saudara—berbeda peran, tapi keduanya penting:

  • BTC = Kekuatan & Stabilitas jangka panjang

  • BNB = Kepraktisan, penghematan, dan peluang dalam ekosistem Binance

Memegang keduanya membantu saya belajar lebih dalam, dan semoga narasi ini bisa memperjelas untuk kamu juga yang sedang berpetualang di dunia kripto.


Sumber-sumber yang saya pakai:

🎯 Mulai Trading di Platform Terpercaya

Kalau sudah tahu jam terbaiknya, tentu langkah berikutnya adalah memilih platform trading yang aman dan likuid. Saya pribadi menggunakan Binance Futures, karena fiturnya lengkap, spread ketat, dan cocok untuk scalping maupun trading jangka panjang.

👉 Anda juga bisa mulai trading di sini: Daftar Binance Futures.

Hari Ke 1 : Kenapa Saya Mulai Belajar Kripto?

Hari Ke 1 : Kenapa Saya Mulai Belajar Kripto?

ceritanya lagi belajar kripto :D

Enggaktau.com – Hai semuanya, kenalin, nama saya Gilang. Saya adalah seorang blogger "tua". Iya, blogger tua, karena saya mulai ngeblog sejak tahun 2012 dan sampai sekarang masih pakai platform yang sama, yaitu Blogspot!

Tapi kali ini saya nggak mau cerita tentang perjalanan saya sebagai blogger. Saya ingin berbagi tentang sesuatu yang sudah 2 tahun terakhir ini saya pelajari, yaitu kripto.


Kenapa saya mulai belajar kripto?

Menurut saya, kripto adalah uang masa depan. Uang digital yang bisa mengubah sistem keuangan sekarang menjadi lebih bernilai di masa depan.

Namun, tidak bisa dipungkiri, awal saya mengenal kripto karena melihat orang-orang yang “beruntung” di dunia ini. Ada yang beli Bitcoin ($BTC) di harga murah dan sekarang nilainya sudah tembus miliaran per koin, bahkan ada juga yang bisa untung ribuan kali lipat hanya dengan modal receh.

Jujur saja, hal-hal seperti itu juga menjadi alasan saya tertarik untuk belajar dan mengenal dunia kripto.

Dari saham ke kripto

Beberapa tahun belakangan saya juga mulai mengenal istilah investasi, terutama di dunia saham. Saya belajar bahwa kita bisa memiliki sebagian kecil perusahaan hanya dengan membeli 1 lot saham melalui broker. Dari situ saya juga mulai mengenal istilah seperti dividen, investor jangka panjang, dan trader.

Hal ini membuat saya semakin tertarik untuk memahami investasi lebih dalam, baik di saham maupun kripto.

Saya membaca beberapa buku dan mulai sedikit mengerti bahwa untuk menjadi seorang investor, saya tidak boleh memilih saham hanya berdasarkan rasa suka atau tidak suka. Tapi, saya harus melihat dari usaha dan fundamental perusahaan yang saya beli.


Kebingungan pemula

Sebagai pemula, tentu muncul banyak pertanyaan dan kebingungan. Saya sempat berpikir:

  • Haruskah saya menjadi investor jangka panjang?

  • Atau saya lebih cocok jadi trader?

  • Apakah saya sanggup memahami semuanya sekaligus?

Karena jujur, rasanya sulit untuk mempelajari semua hal tentang investasi dalam waktu singkat.


Investasi untuk masa depan

Yang saya pahami sejauh ini adalah:

  • Investasi adalah cara mengamankan masa tua.

  • Investasi bisa membuat saya menikmati masa depan tanpa harus bekerja terlalu keras.

  • Investasi membuat uang saya bekerja, bahkan ketika saya tidur.

  • Investasi adalah persiapan untuk pendidikan dan kesehatan anak-anak saya di masa depan.

Itulah kenapa saya mulai menapaki perjalanan belajar di dunia investasi, terutama kripto. (gilang)


🎯 Mulai Trading di Platform Terpercaya

Kalau sudah tahu jam terbaiknya, tentu langkah berikutnya adalah memilih platform trading yang aman dan likuid. Saya pribadi menggunakan Binance Futures, karena fiturnya lengkap, spread ketat, dan cocok untuk scalping maupun trading jangka panjang.

👉 Anda juga bisa mulai trading di sini: Daftar Binance Futures.